samedi 20 juin 2020

(The Layer of Self-Awareness)

Lapisan kesadaran diri 

Pada tahun 1972, Shelly Duval dan Robert Wicklund mendefinisikan self-awareness - atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kesadaran diri-  sebagai suatu keadaan di mana seseorang bisa memusatkan fokus yang dimilikinya pada dirinya sendiri. Seseorang yang memiliki kesadaaran diri mampu melakukan evaluasi dan komparasi perilakunya dengan standar nilai yang dimilikinya.

From Google


Kesadaran diri diperlukan, terutama pada saat seperti ini karena dengan memiliki kesadaran diri yang baik, seseorang dapat berpikir, merasa, dan berprilaku sesuai dengan nilai yang dimiliki. Kesadaran diri juga menjadi faktor untuk memiliki kontrol diri yang baik dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Image was taken From Google


Adapun dalam suatu artikel yang dimuat di HubSpot blog terkait kesadaran diri, dikatakan bahwa kesadaran diri memiliki berbagai manfaat, yakni :
1. Meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan menyadari apa yang bisa dilakukan dengan baik dan kemampuan apa yang dapat ditingkatkan;
2. Meningkatkan tingkat kebahagiaan dengan menyingkronkan antara harapan dengan kenyataan;
3. Menjadi pemimpin yang baik dengan mampu memahami bagaimana pekerja memandang perilaku sang pemimpin;
4. Memperkuat hubungan pekerjaan dan pribadi melalui pengelolaan emosi yang baik;
5. Meningkatkan motivasi kerja dengan menemukan passion Anda yang sebenarnya;
6. Mengurangi stress yang dirasakan dengan mampu mengidentifikasi emosi yang Anda rasakan dan mengurangi pekerjaan yang Anda tidak lakukan dengan senang.

Dari paparan di atas, dapat dikatakan bahwa kesadaran diri erat kaitannya dengan tingkat kebahagiaan atau stress yang dirasakan. Kesadaran diri membuat seseorang benar - benar memahami dirinya, baik kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki, sehingga bisa menemukan jalan mana yang sebaiknya dipilih agar bisa hidup dengan baik dan sesuai dengan nilai yang dimiliki.



From Google



From Google

Dalam buku ‘The Subtle Art of Not Giving a F#ck’ nya Mark Manson, dikatakan bahwa terdapat 3 lapisan kesadaran diri. Lapisan pertama adalah pemahaman sederhana terhadap emosi seseorang. Yang dimaksud pemahaman terhadap emosi berarti seseorang memvalidasi perasaan yang dirasakannya secara jujur dan tidak mencoba menyangkal atau berbohong terkait apa yang dirasakannya.

Lapisan kedua adalah kemampuan mempertanyakan alasan dari emosi yang dirasakan pada lapisan pertama. Alasan yang dicari di sini adalah alasan fundamental yang benar-benar mendasari alasan dari emosi yang dirasakan. Pencarian alasan ini bisa dilakukan sendiri ataupun dengan mendatangi profesional untuk mendapatkan jawaban yang akurat. Selain itu, pencarian alasan ini bisa saja memerlukan waktu yang tidak sebentar karena pencarian ini sebaiknya dilakukan secara mendalam dan menyeluruh hingga menemukan akar dari permasalahan dari emosi yang dirasakan.

Kemudian, lapisan yang ketiga adalah mempertanyakan ‘mengapa’ akar permasalahan tersebut mengganggu bagi kita? Mengapa kita mengukur diri kita berdasarkan emosi dan kejadiaan yang kita alami tersebut? Mengapa kita menjadikan hal tersebut ukuran dari faktor kesuksesan atau kegagalan hidup? Standar apa yang digunakan untuk menilai diri kita dan orang disekitar kita?

Jawaban - jawaban atas pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai acuan nilai (value) yang dimiliki oleh seseorang dalam hidupnya. Dalam PDFnya yang berjudul Personal Values (2019), Mark Manson mendefinisikan value sebagai berikut :  

Values are the fundamental component of our psychological make-up and our identity. We are defined by what we choose to find important in our lives. We are defined by our prioritizations.”  ( Hal. 10)

Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa value atau nilai adalah kepercayaan atau pemahaman dasar yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini juga dapat menjadi identitasnya. Seseorang didefinisikan dari hal - hal penting yang dianutnya dalam kehidupan. Prioritas kita menentukan siapa kita.

Sebagai contoh, seseorang yang sangat menyukai hewan dan menganggapnya sebagai teman memutuskan untuk menjadi vegan (pemakan tumbuh-tumbuhan) sebab ia tidak mau menjadikan hewan - yang dianggapnya seperti keluarga- sebagai bahan pangan. Dia menjadikan kehidupan vegan sebagai salah satu nilai dalam hidupnya.

Nilai yang dianut seseorang sangatlah personal dan bersifat relatif. Nilai baik yang dianggap baik oleh seseorang, belum tentu memiliki arti yang sama bagi orang lain. Nilai kehidupan diperoleh dari proses perjalanan kehidupan yang dilakukan dan diterapkan oleh seseorang berdasarkan keyakinan yang dimilikinya.

Setelah memahami bahwa kesadaran diri berkaitan erat dengan nilai yang dimiliki seseorang dan bahwa kesadaran diri sangat penting untuk dimiliki, mungkin akan timbul pertanyaan “Bagaimana cara memiliki kesadaran diri?”

Untuk memeroleh kesadaran diri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya :

1. Pertanyakan ‘APA?’ daripada ‘Mengapa?’
Terkadang, ketika suatu terjadi kepada kita, misal kita mengalami hari yang buruk di kantor, kita bertanya “Mengapa hal tersebut terjadi?” dan terkadang pertanyaan mengapa menebabkan timbulnya emosi negatif dalam diri. Jadi, sebaiknya Anda mempertanyakan “Hal apa yang terjadi di kantor tadi dan menyebabkan saya menjadi kesal?”

 2. Sediakan waktu dengan diri sendiri
Sesuai dengan definisi yang sudah dikemukakan sebelumnya, kesadaran diri diperoleh saat seseorang benar-benar berfokus pada dirnya sendiri. Dan hal ini dapat terjadi saat kita memiliki waktu untuk bicara dan bertanya dengan diri kita sendiri.

3. Praktikan Mindfulness
Mindfulness dapat diartikan sebagai suatu pemusatan pikiran pada saat ini. Pikiran kita harus benar - benar berpusat pada here and now dan usahakan tidak berkelana atau memikirkan banyak hal. Mindfulness dapat dikatakan suatu teknik meditasi yang bisa bermanaat untuk membantu mengenali diri serta perasaan seseorang melalui pemusatan pikiran secara penuh pada kondisi saar ini.
  
4. Jadilah pendengar yang baik dan mintalah Umpan Balik 
Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu upaya memeroleh kesadaran diri sebab dengan menjadi pendengar yang baik, kita dapat membangun relasi yang baik dengan orang di sekitar kita. Selain itu, kita juga dapat mendengar umpan balik atau feednback dari mereka sebagai masukan untuk diri kita.


Sumber :
- Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (Translated from : The Subtle Art of Not Giving A F*ck) oleh Mark Manson (2018)
- PDF Personal Values (How to know who you are and what you stand for) oleh Mark Manson (2019)*

Note :
* Saya mendapatkan PDF ini melalui email sebagai subscriber dari website Mark Manson. 
- Semua gambar diambil dari Google dengan kata kunci self-awareness

lundi 15 juin 2020

Life Purpose from Mark Manson’s view

The Subtle Art of Not Giving a F*ck by Mark Manson (Indonesian Version)


Last night,
I watched Mark Manson’s IG TV and I found a very interesting videos, one that make me feel struck the most is about ‘Life Purpose’

Mark Manson is an author. A prominent writer. I have one of his book, The Art of Not Giving a F**k and I plan to buy the other book which is Everything is F*cked, A Book About Hope.

His writing style is very honest and interesting for me. His book talks about life. It’s considered as self-development book if you go to book store. And it’s surely is.

Well, back to his IG TV, I found some videos, I watched all of them (there are 4 videos) and I think the Life Purpose is the most memorable one for me.

In that video, he said that Life Purpose is something that we enjoy doing. If we do thing wholeheartedly, it means that we do something purposeful. That’s it.

I’m blown away by that simplicity.

You know, people go here and there, thinking, spending many times asking theirselves about what we are doing, what their life purpose is, what the meaning of their life. (It’s honestly what I’ve been thinking recently).

And there it is. The answer that we’ve been looking for. Or I’m looking for. Out of many things, Mark Manson has a very simple yet thoughtful answer that I can’t find myself.

It’s said that all answers are within (I read it somewhere). It might be true. We might tend to look outside or externally to figure out things without trying to look inside first. And that’s why we get lost most of the times. That’s why we don’t or can’t find the right answer. It’s because we look for it at the wrong place.

It’s just my opinion and I’m really glad and inspired by Mark Manson’s words. I wrote this to remind myself (in case one day I’m lost and forget about this).


As i write this, i remember that someone told me or i read it somewhere that "The time that you spent to enjoy the things, it's NOT wasted." 

So, I hope that you  I will always remember that life is a journey. You  I don’t have to figure everything out very soon. Negative feeling like : sadness, disappointment or worry, it’s normal. Accept the feeling. It’s okay to not feel okay about what happen(happened). When you enjoy the journey, when you enjoy things that you do, the work that you do, the moment that you have, that’s when you have purposeful life. Appreciate it. Don’t be complicated. Or don’t make it complicated.


Images sources :
1. Personal Collection
2. From Google 

Past Shadow



I was haunted by the shadow of the past
I was here and there it is
In my head
I can’t either run or get away from it

I was haunted by unspoken words
Unfinished affairs and action
I was haunted by unanswerable questions
I was haunted by myself
Trying to safe me
Or bring my past back

I was haunted by my past self
To be more open,
To be honest,
To be kinder
To find me
To be more 'human'

I must learn from it
I can’t repeat what I had done
I must bettering myself
I don’t want to be haunted by that shadow anymore
That’s what I say to myself
But one thing to remember,
Action needs to be taken