Affichage des articles dont le libellé est pengalaman. Afficher tous les articles
Affichage des articles dont le libellé est pengalaman. Afficher tous les articles

jeudi 16 avril 2020

The Science of Well-Being


                                      

I’m currently learning and attending course about “The Science of well-being”, hosted by Dr. Laurie Santos. I learn it from Coursera and I found this platform attractive and Coursera give great free courses until this May, in case you’re interested or need activities to do during this sty at home period.



So, it’s my second week to attend the online course.

At the first week, we learnt and took time to measure our own score of happiness through some Quizzes. I tried all the tests and found out that I had a pretty not good grades (lol). We’re going to re-take the quiz at the end of the course and let’s so if there is any changes in that.



At week two, Dr. Santos gave lecture about how things are not actually make us happy. It based on the researches that have been conducted since long time ago. Basicly, good grades, good job, good relationship, good-looking appearance or losing weight don’t really influence our happiness.

Some factors that are found to influence happiness are Genetic (50%), Life Circumstances (10%), and Action/Thoughts (40%).
We can’t change or really do anything to the genetic or life circumstances, so you’d better focus on your action/thoughts. But many people seeks happiness at the wrong direction, so it’s even harder to attain that goal.

PERMA Quiz Result

Example of the Quiz





We can build happiness through simple habits. But we need to do it CONSISTENTLY. And the simple habits that are recommended from this session are Savouring and Gratitude. Savouring means being fully present to what we are doing and genuinely enjoy it. Give yourself time to appreciate the books that you’re reading or the activity that you’re doing. And it’s stated that there are some techniques to enhance this savouring moments such as sharing the experience with another person, thinking about how lucky you are to enjoy such an amazing moment, keeping a souvenir/photo of the moment and it’s highly recommended to spare 5-10 minutes of your time every night to write a gratitude journal and write down 5 things that make you become grateful that day.


Besides savouring, gratitude is a habit that must be developed. Gratitude is positive emotional state  
in which someone appreciates and recognizes what they have in life. This habit is important to do as if oneself doesn’t feel grateful, they will keep on wanting for more and can’t be happy even though they already have more than what they need. In this course, there is one study where people with different salary were studied about their financial situation and if they feel that their salary is enough for living. Based on that research, it turns out that they don’t feel enough and want more salary, even though one of them has earned more than what the average person usually earn. 
This is why gratitude is important in order to reach happiness.


As I mentioned above, I just attended week two for the courses, so I will end the story here and may be I’ll come back and tell more stories later :)
If you’re interested to take the courses, here is the link.

How’s your stay at home moment guys? I hope we can get through this tough moment and this too shall pass.

Stay happy, healthy and maintain yourself! See ya the other time :)  




vendredi 27 septembre 2019

Nanamia Pizzeria Yogyakarta

Hello all,

I'm back with another foodie journey.

Masih berkaitan dengan sajian dari Italia, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mengunjungi suatu Pizzeria di area Yogyakarta.
Nama tempatnya adalah Nanamia Pizzeria. Restaurant ini terletak di Jalan Tirtodipuran No.1, Mantrijeron, Yogyakarta City, Daerah Istimewa Yogyakarta 55143, Indonesia. 

Sejauh ini, bisa saya katakan bahwa ini adalah Pizzeria TERENAK yang saya temukan di kota ini. 





Tempatnya berkonsep seperti rumah yang berada di perkebunan. Tempatnya cukup nyaman dan bisa menampung cukup banyak orang. Sangat disarankan untuk pergi ke sini beramai - ramai karena tempatnya sangat cocok untuk dijadikan tempat nongkrong :D 






Ada banyak sekali sajian yang ditawarkan di menu. Dan dari segi harga, saya rasa cukup reasonable dengan pelayanan dan kualitas makanannya. 
Menu yang disajikan tentunya makan Italia. Kalian bisa menemukan berbagai jenis pasta, pizza, kopi yang enak :D

Ketika berkunjung ke tempat ini, saya memesan 'Tortellini con la Salza di Noci' (Tortellini Pasta dengan Saus Kacang Mete). Tortellini merupakan salah satu jenis pasta yang dibentuk bulat dan di dalamnya diberi isi mushroom and cheese with spinach. Rasanya super duper enak kalau menurut pendapat saya dan porsinya pas untuk seorang, (Biasanya sajian Italia memiliki porsi yang cukup banyak dan tidak habis kalau hanya dimakan sendirian). 
I'm so happy that i can finish this dish :) 
 The sauce was also so tasty. I love it! 



Tortellini nya sangat enak dan sangat sesuai selera saya. Saya beri 5 bintang untuk makanannya. Sedangkan untuk minuman, saya memesan 'Caramel Latte' 

Seperti lazimnya restaurant Italia, harga kopinya sangat affordable (didasarkan pada porsi minuman dan kualitas rasanya). Menurut saya kualitas kopinya sangat baik, hanya saja karena saya bukan pecinta Caramel jadi menurut saya rasanya just good. Tapi saya sangat rekomendasikan jika Anda pecinta Caramel Latte umtuk mencoba kopi ini. 

Nanamia Pizzeria ini memiliki dua cabang di Yogyakarta. Selain itu, mereka juga memiliki layanan delivery ke beberapa area tertentu. 

 So, i really recommend this place to those who love Italian food. Go here with family and friends and hope you enjoy the food! 

Note : 

Tirtodipuran merupakan area turis dan kuliner, jadi setelah  makan di sini, kalian bisa berjalan - jalan di sekitar Tirtodipuran dan Prawirotaman area untuk melihat galeri - galeri seni atau perjalanan kuliner. Have fun!

 
 

dimanche 10 décembre 2017

Move On

Taken from Google
A year has passed and a lot of things happened
Everything changes
Everybody changes.
Nothing is as same as it before
And there comes a point where I can’t handle the things anymore
I feel overloaded
I feel exhausted
Togetherness is no longer in our blood
Our culture
And I feel like I’ve had enough
I still wanna give it a try
Give it a chance
But if only one person tries to do it,
It would be quite hard
You’d rather be pissed of by the other person or you’ll be force to follow the stream
When you feel like it’s no longer worth it
And the changes that you hoped for just not happen,
You have no other choice but to make your own decision
To move forward

mardi 16 août 2016

Comparison review
INNISFREE CREAMMELLOW LIPSTICK (No. 8) VS THE FACE SHOP BLACK LABEL LIPSTICK (#437)

Yeoreobun annyeong!! :D

Kali ini saya akan memberikan opini saya tentang lipstick yang saya gunakan selama beberapa waktu nih. Nah karena ada 2 produk lipstick yang sekarang sedang saya sukai, jadi saya membuat semacam perbandingan antara kedua produk tersebut (meskipun produk ini berbeda shade dan merk sih).
I hope you’ll enjoy reading this J

#1 THE PACKAGING
Mari mulai dengan tampilan luar kedua lipstick ini. Menurut saya, kedua lipstick ini memilki tampilan yang serupa tapi beda. Lho,,,, maksudnya?? Jadi kedua lipstick ini memiliki packaging yang simple yet classic (for the innisfree) and simple yet elegant (for the face shop).






Packaging innisfree creammellow lipstick ini super duper simple, yaitu berupa round shape lipstick (wadah lipstick berbentuk bundar) berwarna putih dengan bagian bawah yang menunjukkan warna lipstick tersebut. Di bagian luarnya sendiri gak ada macam – macam bentuk atau motif, hanya terdapat tulisan merk “innisfree”. Jadi kesan yang saya temukan ketika pertama kali melihat outer look innisfree lipstick ini adalah classic.


   


Sedangkan untuk the face shop lipstick (tfs lipstick), tampilannya juga simple, yaitu square shape lipstick (wadah lipstick berbentuk segi empat) dengan warna abu – abu metalik gitu. Tampilannya kelihatan cukup wahhhhhh klo menurut saya. Pada bagian atas tutup listick, terdapat tulisan “THE FACE SHOP” dan di bagian bawahnya ada tulisan shade lipstick tersebut, beserta tanggal kadaluarsa.

  

O ya, untuk lipstik innisfree, ia datang dengan cute box yang diprint menggunakan soy ink gitu (jadi produk ini sangat ramah lingkungan sekali). Sedangkan untuk lipstik tfs, ia tidak memiliki box. Ketika tiba, lipstick ini hanya dibungkus dengan plastik bening yang terdapat tulisan shade dan tulisan mengenai keterangan lipstik dalam bahasa Korea.

Soooo, for the packaging sebenarnya menurut saya keduanya imbang dan memiliki style nya masing – masing. Tergantung kesukaan masing – masing pribadi sih. Tetapi karena innisfree lipstick comes with a pretty and natural box, saya memberi penilaian lebih untuk innisfree di bagian ini J
Final result for packaging :
-         Innisfree Creammellow Lipstick                     : 4.5 dari 5 bintang
-         The Face Shop Black Label Lipstick              :  4.2 dari 5 bintang


#2 SHADES AVAILABLE
Kedua lipstick ini memiliki cukup banyak varian, innisfree creammellow lipstick ini terdiri dari 10 macam shades yang bisa kalian pilih, sedangkan untuk tfs lipstick hadir dengan 10 varian juga. Wahhhhhhh...... kedua nya imbang nih di sektor shades available J

 





#3 LIPSTICKS SHAPE & APPLICATION
Lisptick shape di sini maksudnya adalah bentuk lipstick ini sendiri. Sekarang kan terdapat banyak sekali berbagai rupa bentuk lipstick, seperti bulat, kotak, runcing, bahkan merk Laneige mengeluarkan suatu inovasi baru berupa lip stamps yang unik sekali J.

With Innisfree Lipstick 1
With Innisfree Lipstick 2




 Inilah foto saya ketika menggunakan tfs Black Label Lipstick #437 :



Innisfree lipstick sendiri hadir dengan lipstik bentuk bulat, yang honestly, untuk saya pribadi yang tidak terbiasa menggunakan lipstick (without applicator) cukup tidak mudah. Saya sering mengalami keluar garis gitu waktu mengaplikasikan lipstik ini.
Selain itu lipstick ini memiliki tekstur yang glossy and creamy (like its name). Dan sebagai tambahan lipstik ini tidak memiliki aroma yang mengganggu. Wanginya herbal khas innisfree gitu klo menurut orang – orang J
Sedangkan untuk tfs lipstick, ia hadir dengan bentuk meruncing sehingga menurut saya lebih mudah untuk diaplikasikan ke bibir.  Selain itu lipstick ini juga memiliki tekstur yang glossy and glittery. Dan tfs lipstik ini memiliki sedikit aroma yang, saya sih suka yaaaa, fruity scent gitu, mungkin semacam anggur atau idk if it’s winey scent because i’ve never drink wine before.
Hal yang saya sukai dari kedua lipstick ini, yaitu lipstick ini tidak membuat bibir saya kering seperti lipstick pada umumnya. (At least, tidak seperti satu jenis lipstick yang pernah saya coba sebelumnya berinisial N**).
Dan hal yang kurang disukai dari keduanya, yakni kedua lipstik ini mudah sekali berpindah ke medium lain (yes, it does transfer). And it’s easily removed as well.
Jadi untuk bagian ini, saya memberikan penilaian yang sedikit lebih baik untuk tfs lipstick sebab ia lebih mudah diaplikasikan (menurut saya),
The final result :
-         Innisfree Creammellow Lipstick : 3.8 out of 5 stars
-         The Face Shop Black Label Lipstick : 4.0 out of 5 stars

#4 INGREDIENTS

Well, untuk bagian ingredients sendiri sebenarnya saya tidak dapat membahasnya terlalu banyak sebab saya tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai bahan – bahan dari tfs lipstick.
Kalau untuk innisfree sih bagian ingredients ini lolos dengan sukses J. Di pantau melalui situs CosDna sendiri, hanya satu ingedients yang berwarna kuning denga skor 3, yakni yellow 5.


Hasil analisis Cosdna

                                                                                                 
 #5 LONG LASTING ABILITY 
Untuk bagian ini, saya harus mengatakan bahwa keduanya memiliki poor or may be medium long lasting ability. Lipstick ini (mungkin) akan bertahan 5 hingga 6 jam, tetapi jika disertai makan&minum lipstik ini hanya akan bertahan 2 hingga 3 jam.
So, for me it doesn’t last for that long.
Final Result :
-         Innisfree Creammellow Lipstick : 2.5 out of 5 stars
-         The Face Shop 2.5 out of 5 stars



#6 FINAL OPINION
Jadi pendapat akhir saya mengenai kedua lipstik ini adalah...... I LOVE THEM BOTH. If i have to choose one, then i’m abstain lollllll *peace*

Tapi menurut saya, lipstik innisfree memiliki kualitas yang lebih baik. Sepertinya tekstur dan warna bibir saya jadi meningkat setelah menggunakan lipstik tersebut. Dan rasanya pun sangat baik ketika digunakan.  

Sedangkan hal positif yang dimiliki oleh tfs lipstik, yakni mudah untuk diaplikasikan dibanding lipstik innidsfree (it’s my personal opinion lhooooo J). Dan ketika diaplikasikan warnanya lebih nampak gitu. Soalnya entah kenapa lipstik innisfree yang seharusnya berwarna merah menyala tidak berwarna demikian di bibir saya L

So, finally it’s all my opinion and comparison about the lipsticks. I just wanna share my opinion with you. And this blog or this review it’s not sponsored by any brand. So please leave your comment, opinion, question, or anything you wanna share down below. And have a great day J
Stay healthy and maintain your beauty JJJ

*Note :
¯  All products are mine.
¯  The pictures above are mine and i took some photos from google.
¯  The ingredients analysis is from Cosdna (http://www.cosdna.com/eng/cosmetic_114d165086.html)





  



 






















lundi 6 juin 2016

The Body Shop Ori Reject (Experience Review)

Halooooo,
Berjumpa lagi dengan saya. Pada review kali ini, saya akan membahas tentang sebuah produk dati The Body Shop, yaitu Vanilla Body Mist. (Katanya sih produk ini sempat discontinue tapi terus muncul lagi)

http://www.thebodyshop.co.uk/images/product/large/93913m_l.jpg

Tapi, yang akan saya bahas di sini bukan The Body Shop biasa/normal seperti yang lain. Why?? Karena saya akan memberikan review tentang The Body Shop Vanilla Body Mist Ori Reject yang saya beli dari suatu toko online.

Saya memberikan review ini untuk berbagi pengalaman dan sebagai bahan pertimbangan aja buat kalian yang mau membeli suatu produk dengan embel-embel Ori Reject, KW, Grade Ori, dsb. Soalnya sekarang ini banyak sekali kan yang jualan barang-barang macam gitu. Semoga review ini bisa dijadikan bahan pertimbangan.

Pertama-tama, saya mau menceritakan dulu tentang proses pembelian Body Mist tersebut. Saya melihat-lihat tentang produk dari Body Shop via jejaring sosial dan saya mendapati bahwa ternyata kita bisa mendapatkan produk tersebut dengan harga miring alias lebih murah. Ada produk yang asli tetapi dijual lebih murah cuma range nya tipis, ada juga yang harganya miring sangat. Nah, hal inilah yang membuat saya tertarik untuk memberi produk berlabel “Ori Reject” tersebut.

Menurut info yang saya dapat, produk Ori Reject itu adalah produk-produk yang gak lulus Quality Control, entah karena ada lecet-lecet di botolnya, label terkelupas, terkena pemanasan saat pengiriman, etc deh. Pokoknya ada buanyaaaak alasan sehingga membat produk itu gak lulus untuk di jual di gerai asli. Sehingga, produk tersebut entah disimpan dalam gudang atau bagaimana saya juga kurang paham (tetapi, menurut artikel lain yang saya baca, TIDAK MUNGKIN ada produk yang dinamakan ORI REJECT karena logically, kalau suatu produk tidak memenuhi syarat kelaikan untuk dijual di gerai, maka produk tersebut akan dihancurkan atau dire apa gitu (semacam dibuat ulang, jikalau memungkinkan). Dan hal ini sesuai dengan peraturan (hukum yang berlaku), yaitu UN 1266.

Nah, saya mendapatkan info seperti di atas itu setelah saya membeli produk Ori Reject tersebut. Cukup nyesel juga sih L harusnya kan saya searching-searching dulu ya sebelum membeli. That was my mistake and forget it :0


And then, jadilah setelah produk tersebut datang, sebenarnya menurut saya datangnya cukup well package sih, dalam arti dibungkus dengan pouch cantik gitu (mungkin sebagai pengalih perhatian kali yaaaa, trik dagang gitu #nooffenselho# #peace#
Ini dia paket yang dikirimkan pada saya

Ok, singkatnya setelah saya menerima paketnya, saya menemukan hal-hal yang menurut saya agak aneh sih, yakni tutup longgar (wajar), tidak adanya label yang menunjukkan saat kadaluarsa dan harga serta ingredient yang digunakan (wajar kah?), terus hal yang saya sadari banget adalah QR code pada kemasan itu TIDAK BISA DI-SCAN (saya gak tahu apakah hal yang sama juga berlaku pada produk TBS dari gerai resmi???? Saya rasa sih gak mungkin ya??? What do you think??)
Dan setelah menggunakan produk tersebut selama beberapa hari, kulit saya mulai terasa gatel-gatel gitu (idk if that’s the effect of using the product or not). Setelah akhirnya searching tentang Body Shop Ori Reject, fakta yang tadi saya sebutkan di atas lha hasilnya.

(Well, saya ingin klarifikasi tentang tidak adanya label ingredient/bahan pada label the body shop yang saya punya. Ternyata, setelah saya selidiki lebih lanjut, terdapat label tanda panah seperti pada gambar yang saya tunjukkan di bawah ini. It means that you can turn around the page. Halamannya bisa dibalik!!!)


Dan ketika saya membalik halamannya, saya menemukan label ingredient yang memang harusnya ada pada setiap produk-produk (klo gak ada jelas aneh banget kan. Kita gak tahu dari bahan apa aja produk itu di buat dan itu sangat-sangat tidak memenuhi UU Perlindungan Konsumen, yaitu UU No. 8 tahun 1999 yang di dalamnya berisi :
Pemerintah mengatur hal ini di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, di mana hak dan kewajiban produsen maupun konsumen tercantum di dalamnya.
Hak konsumen (Pasal 4):
1.Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
2.Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang di janjikan.
3.Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4.Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
5.Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6.Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7.Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8.Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau pergantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9.Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. (dikutip dari http://www.kompasiana.com/dininuris/konsumen-cerdas-paham-perlindungan-konsumen_552e5f7d6ea834c1578b4584).
Sebagaimana pula terdapat hak konsumen dalam "delapan hak konsumen menurut Consumer International", yaitu :

1.Hak tentang memperoleh kepuasan akan kebutuhan dasar seperti ketersediaan makanan layak, pakaian, perawatan kesehatan, pendidikan, ketersediaan air, dan sanitasi.

2.Hak untuk mendapatkan produk dan layanan yang aman dan tidak membahayakan diri sendiri.

3.Hak untuk mendapat informasi (fakta dan penjelasan) tentang produk yang ditawarkan terutama bila terjadi kesalahpahaman membaca label.

4.Hak untuk memilih produk dan layanan berkualitas dengan harga yang kompetitif.

5.Hak untuk didengar pendapatnya. Dalam rangka pengembangan produk barang dan jasa, pemerintah sebagai regulator wajib untuk mendengar dan mengakomadasi kepentingan konsumen.

6.Hak untuk mendapat ganti rugi. Konsumen berhak untuk menerima klaim sesuai dengan nominal yang dirugikan. Termasuk menerima kompensasi untuk kekeliruan, barang cacat, atau layanan jasa yang tidak memuaskan.

7.Hak untuk memperoleh informasi dan prosedur pemakaian sebelum konsumen membuat keputusan memilih produk dan layanan. Hak konsumen ini wajib diberikan penyedia produk dan jasa sebagai bentuk pertanggungjawaban pada hak dasar konsumen.

8.Hak untuk hidup di lingkungan yang sehat. Dimana konsumen berhak untuk hidup dan beraktivitas tanpa pencemaran yang membahayakan kesehatan. Baik di generasi sekarang maupun yang akan datang. (http://www.kompasiana.com/dininuris/konsumen-cerdas-paham-perlindungan-konsumen_552e5f7d6ea834c1578b4584)

Jadi, jika Anda membeli produk dan penasaran tentang kandungan dalam produk tersebut atau memiliki hal yang ingin ditanyakan tentang produk tersebut. Langsung aja cuuuus tanya ke layanan konsumen yang dimiliki produk tersebut ya guys. Biasanya jika perusahaan tersebut mementingkan kepuasan konsumen dan pelayanan mereka, perusahaan itu pasti akan memberi penjelasan serta jawaban yang jujur terkait pertanyaan Anda :)



Setelah label bahan, di sini ada label tentang manufacture (perusahaan). Ternyata TBS yang saya beli ini sudah diproduksi sejak tahun 2013 which means that the expiration date should be around this year. Karena menurut info yang saya peroleh (setelah cari - cari dari beberapa situs juga), masa kadaluarsa parfum itu antara 2 - 3 tahun. Sooooooooo ....




Kemudian, saya coba menelusuri lebih dalam (masih penasaran untuk meng-investigasi) karena saya rasa produknya secara wanginya tidak terlaalu bermasalah soalnya kalau misalnya produk tersebut KW, apakah mungkin produknya bisa sampai dalam waktu hitungan hari (bisa sih klo sebelumnya mereka udah stok but mirip2), tapi sampai bikin botol, label, dan sebagainya gimana tuh??? Niat banget???

Tampak belakang (Ada kode POM juga, tapi gak ada daftar bahan ataupun label tanggal kadaluarsa dan harga)

And saya juga coba cek kode POM yang terdapat di kemasan dan ternyata produk tersebut terdaftar di POM terbit pada tanggal 23 Maret 2014, which is 2 years ago, dan berdasarkan label produk tersebut yang bertuliskan 24 months, harusnya produk tersebut sudah kadaluarsa. Tetapi ketika saya tanyakan ke sellernya katanya produk tersebut kadaluarsanya Februari 2017. (Emang si untuk parfume katanya bisa bertahan 2 hingga 3 tahun dengan kondisi penyimpanan yang tepat, tapi kan saya tidak tahu kondisi penyimpanan sebelumnya gimana and menurut label harusnya udah kadaluarsa juga -________-

Hasil Pengecekan kode POM

Jadi, setelah menimbang berbagai faktor tersebut di atas, saya ragu sih tentang  orisinalitas produk “Ori Reject”. Tetapi, jikapun benar terdapat produk Ori Reject mungkin produk itu adalah produk-produk yang tidak laku atau telah melewati masa kadaluarsa di store kemudian seharusnya dibuang tetapi “dimanfaatkan” oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan diperjualbelikan kembali. (Ini hanya hipotesa (dugaan) saja lho, idak bermaksud menyalahkan atau menyinggung pihak manapun). Atau opsi kedua adalah ada pihak-pihak yang membuat (entah mengoplos/mencoba membuat kembali produk tersebut agar sesuai dengan produk asli di store (makanya dibilangnya klo produk Ori Reject  ‘wangi’nya kadang berbeda dengan produk asli).

Jadi, pendapat saya tentang produk Ori Reject, I definitely won’t repurchase the product ever again. Sorry buat para penjual barang-barang Ori Reject #nooffense#.  Karena setelah sekali membeli produk Ori Reject, saya tidak yakin dengan produk tersebut apakah benar-benar asli dibuat perusahaan tersebut, tetapi di-reject karena tidak lolos QC ataukah sebenarnya produk Ori Reject adalah produk oplosan yang mana sengaja dibuat (serupa dengan aslinya) kemudian sengaja dijual dengan harga miring.

Jikalau ada yang ingin memberi komentar (yang pernah membeli produk serupa atau penjual produk-produk Ori Reject) yang memiliki penjelasan logis atau ingin menyampaikan atau menyaggah apa yang terdapat dalam tulisan ini, saya persilakan dan saya bahkan akan senang sekali mendengar dari sisi pandang Anda. Terima kasih.

Be a smart buyer guys, J


 Source :
Beberapa Blog review tentang penjelasan produk The Body Shop serta produk KW, Refil atau Ori Reject, diantaranya : 
http://www.rizqiamalia.com/2015/05/parfume-reject-yes-or-no.html
- http://daxelshopingoline.blogspot.co.id/2010/03/sedikit-penjelasan-tentang-bedanya.html
- http://chechecorners.blogspot.co.id/2014/09/original-reject.html 
- http://archive.kaskus.co.id/thread/7499815/0/barang-palsu-di-klaim-asli-parfum-body-shop-di-unyuu-shop
-http://www.kompasiana.com/dininuris/konsumen-cerdas-paham-perlindungan-konsumen_552e5f7d6ea834c1578b4584
- First Image was taken from Google
- Other images are mine